Peranan Hormon Terhadap Jerawat Kistik

Peranan Hormon Terhadap Jerawat Kistik

BY dr. Venny Veronica, M.Sc

Hampir semua orang pernah memiliki jerawat yang biasanya dialami setelah memasuki masa remaja. Ada banyak faktor yang berperan dalam menyebabkan jerawat, seperti faktor genetik, gaya hidup, dan fluktuasi hormonal. Meskipun hampir semua orang pernah memiliki jerawat, tapi tidak semua orang mengalami kondisi yang lebih serius dan memiliki jerawat yang sulit diobati seperti jerawat kistik. Seperti apakah jerawat yang disebut jerawat kistik? Pada umumnya jerawat kistik berbentuk seperti benjolan atau kantung berdiameter lebih dari 5mm, berisi cairan (biasanya berisi nanah di bawah kulit), berwarna kemerahan, dan dirasa nyeri terutama saat ditekan. Jerawat ini biasanya muncul pada wajah bagian bawah di sekitar dagu dan rahang. Tidak hanya di wajah, jerawat kistik juga dapat muncul di punggung, bahu, atau dada. Tanpa penanganan yang tepat, jerawat kistik ini tidak dapat hilang dengan sendirinya dan cenderung menimbulkan skar permanen.

Apakah hormon berperan dalam menyebabkan jerawat membandel ini? Tentu saja jawabannya adalah ya! Hormon pria atau disebut androgen yang dimiliki oleh pria dan wanita dapat merangsang kelenjar sebasea pada kulit untuk mengeluarkan lebih banyak minyak yang disebut sebum, sehingga dapat menyebabkan dan memperparah jerawat. Sedangkan hormon wanita seperti estrogen dan progesteron berfungsi untuk menyeimbangkan efek androgen dan menjaga agar produksi sebum tetap terkendali. Meskipun secara alamiah hormon dapat mengatur dirinya sendiri dan menyesuaikan kadarnya agar tetap seimbang, namun faktor – faktor seperti pola makan, produk perawatan kulit, tingkat stress, dan siklus menstruasi dapat memicu ketidakseimbangan hormon. Pada masa pra-menstruasi, dapat terjadi peningkatan relatif hormon androgen, sehingga kondisi jerawat dapat memburuk.

Secara keseluruhan, aktivitas kelenjar sebasea sangat dipengaruhi oleh rasio hormon estrogen dan androgen. Ketika terjadi ketidakseimbangan yang mengarah ke tingkat androgen yang lebih tinggi, maka produksi sebum menjadi berlebih, dan keadaan inilah yang menjadi kondisi sempurna untuk bakteri P. acnes berkembang biak, hingga terjadi penyumbatan pori – pori dan peradangan. Selain itu, hormon lain seperti kortisol yang banyak diproduksi saat Anda sedang stress, juga ikut mengambil peranan dalam jerawat. Peningkatan kadar kortisol selama periode stress dapat meningkatkan aktivitas androgen dan peradangan.

Jerawat kistik cenderung lebih sering terjadi pada orang dengan jenis kulit berminyak seperti pada remaja, atau pada orang dewasa dengan ketidakseimbangan hormon. Mengingat bahwa sepanjang hidupnya wanita menghadapi lebih banyak fluktuasi hormonal daripada pria (masa pubertas, siklus menstruasi, kehamilan dan menopause), maka tidak mengherankan melihat wanita lebih sering mengalami jerawat. Untuk mengobati jerawat yang tidak terlalu parah, biasanya penggunaan obat topikal seperti krim racikan dokter atau obat oles yang mengandung benzoil peroksida, retinoid, atau azelaic acid adalah solusi yang paling banyak digunakan. Namun apakah cara yang sama dapat diaplikasikan untuk mengobati jerawat kistik? Karena jerawat kistik merupakan kondisi peradangan yang lebih intens dan terjadi di lapisan kulit yang lebih dalam, maka pengobatan topikal menjadi tidak efektif.

Mengacu pada penyebab jerawat kistik yang seringkali disebabkan oleh ketidakseimbangan atau fluktuasi hormonal yang menyebabkan produksi minyak berlebih, maka tujuan pengobatan jerawat kistik adalah untuk memblokir aktivitas hormon androgen dan menurunkan aktivitas kelenjar minyak. Beberapa pengobatan yang telah menunjukkan hasil yang baik dalam mengobati jerawat pada pasien wanita dewasa adalah spironolakon dosis rendah, terapi hormonal, dan yang paling efektif adalah isotretinoin. Namun untuk memulai terapi dengan obat-obatan tersebut, harus dengan anjuran dan dalam pengawasan dokter. Selain itu, tentu ada beberapa jenis perawatan di klinik yang dapat membantu mengendalikan jerawat kistik dan meminimalisasi bekas jerawatnya, yaitu dengan chemical peeling, mikrodermabrasi, insisi untuk mengeluarkan nanah pada jerawat kistik, injeksi steroid untuk meredakan peradangan, terapi sinar atau dengan laser. Pada umumnya, terapi kombinasi akan memberikan hasil yang lebih cepat dan lebih efektif. Nah, untuk menentukan terapi yang tepat sesuai dengan yang Anda butuhkan, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter ya!

Table of Contents

Schedule a meeting with our doctor.

© BMDERMA 2024. Copyright by PT Awet Cantik Bahagia