What Is Facial Overfilled Syndrome?

What Is Facial Overfilled Syndrome?

BY dr. Melissa Rosari

Memiliki wajah yang cerah bebas noda, tanpa kerutan, dengan proporsi wajah yang bagus merupakan dambaan setiap orang. Karenanya tidak mengherankan apabila berbagai macam treatment kemudian dijalani untuk mencapai hasil yang diinginkan, salah satunya dengan teknik filler. Sayangnya banyak pasien melakukan treatment ini dan tidak selalu dibarengi dengan kehati-hatian, sehingga memunculkan berbagai masalah, salah satunya adalah Facial Overfilled Syndrome.

Apakah Anda pernah mendengar mengenai efek filler yang satu ini ? Rupanya permasalahan ini tengah menjadi masalah yang cukup disorot, karena ternyata angka penderita di Indonesia yang semakin hari semakin bertambah. Yuk mari kita mengenal Facial Overfilled Syndrome lebih lanjut, sehingga Anda mampu memutuskan perawatan filler wajah dengan lebih bijak.

  1. Apa itu Facial Overfilled Syndrome?

Melakukan perawatan filler sampai saat ini memang merupakan salah satu opsi terbaik bagi Anda yang menginginkan perubahan bentuk wajah yang instan. Namun, treatment ini tentu saja harus melalui konsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang telat tersertifikasi.

Ketika kemudian perawatan filler dilakukan melebihi kapasitas yang dibutuhkan oleh wajah, maka terjadilah masalah yang disebut sebagai Facial Overfilled Syndrome. Kelebihan penyuntikan produk filler pada wajah dapat menyebabkan reaksi fatal pada lapisan kulit, sehingga memunculkan reaksi pembengkakan yang tidak wajar.

  1. Apa saja gejalanya?

Banyak sekali orang yang tidak menyadari gejala dari sindrom ini. Biasanya pengguna filler terlampau fokus pada keinginan untuk merubah tampilan wajah, namun tanpa memperhatikan keseimbangan proporsi bentuk wajahnya. Mendeteksi Facial Overfilled Syndrome akan lebih terlihat dengan mengambil posisi wajah yang tersenyum.

Cara pertama perhatikan bagian pipi. Jika terjadi tonjolan tidak wajar yang ditandai dengan terlalu tingginya jarak antara tulang pipi dengan bagian hidung, maka bisa dipastikan hal tersebut merupakan gejala terjadinya Facial Overfilled Syndrome yang kerap disebut sebagai chipmunk smile.

Cara kedua bisa dilakukan dengan memperhatikan bentuk mata saat tersenyum. Facial Overfilled Syndrome akan membuat tulang pipi menjadi terlalu dominan, sehingga menutupi sebagian area mata. Akibatnya mata menjadi terlihat lebih kecil ketika tersenyum.

  1. Bagaimana cara pencegahannya?

Terdapat dua cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya sindrom paska filler ini. Yang pertama adalah dengan melakukan pengamatan berkala pada wajah layaknya yang dijelaskan pada poin sebelumnya.

Perhatikan apakah wajah Anda masih terlihat normal ketika tersenyum, ataukah sudah menunjukkan gejala penonjolan di tulang pipi yang tidak wajar. Hentikan keinginan melakukan tambahan suntik filler jika wajah Anda sudah berada dalam fase chipmunk smile.

Cara pencegahan yang kedua adalah memilih klinik kecantikan yang tepat dan professional dengan dokter yang sudah terlatih dan tersertifikasi yang akan memberikan konsultasi lengkap sesuai dengan kebutuhan Anda.

Semua tindakan perawatan akan diprioritaskan untuk menyesuaikan keadaan wajah dan bentuk wajah Anda, sehingga tidak akan sembarangan dilakukan. Prosedur perawatan yang professional akan dijalankan mengacu pada kondisi sebenarnya dari wajah, tidak hanya berdasarkan permintaan dari pasien saja. Selalu ingat, menjadi cantik bukan hanya tentang seberapa banyak perawatan yang dilakukan, tetapi juga tentang seberapa cerdas memilih mana perawatan yang tepat.

Table of Contents

Schedule a meeting with our doctor.

© BMDERMA 2024. Copyright by PT Awet Cantik Bahagia